Antropolog dari Inggris yang berdiri mewakili evolusionisme budaya yang ia tampakkan dalam karya-karyanya Primitive Culture dan Anthropology, ia mendefinisikan konteks penelitian ilmiah antropologi, berdasarkan teori evolusi Charles Lyell. Dia percaya bahwa ada sifat universal dalam setiap kebudayaan terutama dalam masyarakat dan agama. E B Tylor dianggap oleh banyak orang sebagai tokoh pendiri ilmu antropologi sosial, dan karya ilmiah itu dilihat kontribusinya pada disiplin Antropologi yang mulai terbentuk di abad ke-19. Dia percaya penelitian yang menjadi sejarah dan prasejarah manusia dapat digunakan sebagai dasar bagi perubahan agama masyarakat. Awal karirnya dimulai pada saat perjalanannya ke Meksiko pada tahun1856 meskipun hanya sebagai asisten peneliti dan dianggap mempunyai keahlian dibidang arkeologi tetapi hasil dari ekspedisi tersebut ia sempatkan untuk menulis sebuah karyanya yang pertama berjudul Anahuac, or Meksiko and Mexicans, Ancient and Modern (1861).[1]
Dia memperkenalkan kembali istilah animisme (iman di dalam jiwa individu atau anima segala sesuatu, dan manifestasi alam) yang umum digunakan dalam masyarakat primitive. Pendapatnya yang menganggap animisme dalam evolusi religi sebagai tahap pertama pembangunan agama. Seperti yang juga dtuliskan Koentjraningrat tentang tahapan sebuah evolusi mengenai religi pada tingkat tertua dalam evolusi, manusia percaya bahwa mahluk-mahluk halus (sifat abstrak dari manusia yang menimbulkan keyakinan bahwa jiwa dapat hidup langsung, lepas dari tubuh jasmaninya).
Tentang paham dari Tylor tergambarkan dalam karyanya yang paling terkenal, yakni bukunya yang terbit 2 jilid, Primitve Culture[2]. Dalam edisi pertama, The Origins of Culture, Ia memberikan pemahaman mengenai berbagai aspek etnografi termasuk evolusi sosial, linguistik, dan mitos. Dalam edisi kedua, berjudul Religion in Primitive Culture, berkaitan dengan penafsirannya tentang animisme. Pada halaman pertama Primitve Culture, Tylor memberikan definisi yang paling luas Kebudayaan: "Budaya, atau peradaban, yang diambil dalam arti luas, etnografi, adalah bahwa keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan , seni, moral, hukum, adat, dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat[3]. Tidak seperti pendahulunya dan sezaman, Tylor menegaskan bahwa pikiran manusia dan kemampuan manusia pada dasarnya bersifat sama dan universal, terlepas dari tahap masyarakat tertentu dalam evolusi sosial. Dalam pengertian ini diasumsikan bahwa kemampuan intelejensi masyarakat berburu tak jauh berbeda dengan masyarakat industri.
Bagi E Taylor, seorang ahli antropolog semestinya mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan yang sangat beragam di muka bumi, mengumpulkan semuaunsur-unsur kebudayaan yang kemudian mengklasifikasikannya berdasarkan persamaan unsur tersebut agar tampat tahapan-tahapan evolusi kebudayaan.
Animism
↓
Dinamism
↓
Politheism
↓
Monotheism
↓
Atheism ..?[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar